Sejarah Cookies

7/21/20242 min read

Ketidaksengajaan

Kita sebagai pecinta cake, roti atau sejawatnya tentu familiar dengan cookies atau kue kering atau biskuit. Kamu pasti mengenal cookies yang merupakan kue kering bertaburan potongan cokelat atau varian lainnya.

Tahukah kamu sejarahnya kapan cookies ditemukan? Cookies mempunyai sejarah yang cukup unik. Asal usul cookies atau kue kering memiliki ragam sejarah dan cerita. Kata “cookie” berasal dari kata “keokje” yang diambil dari bahasa belanda yang berarti kue kecil, nama tersebut disesuaikan dengan bentuk cookies pada saat itu dimana adonan manis yang dipanggang dan berbentuk kecil.

Apabila melihat lebih jauh sejarah tentang kue kering, didapat berasal dari abad ke 7. Berdasarkan situs harshchocolates.com dan Yoursay.id, menyebutkan kue kering pertama kali diciptakan secara tidak sengaja dan diperkirakan berasal dari Persia (Iran) pada abad ke 7. Ketidaksengajaan bermula dimana seorang pembuat kue ulang tahun dengan ukuran besar yang belum dipanggang di oven. Dia mencoba kuenya terlebih dahulu dengan sedikit adonan untuk menguji suhunya. Hasilnya adonan kecil tersebut menjadi kering dan rasanya tidak kalah enak dengan kue yang biasanya dia buat. Sisi lain, kue kecil tersebut juga bisa bertahan dalam waktu yang cukup lama.

Persia merupakan salah satu negara pertama yang membudidayakan gula. Menurut para sejarawan, gula berasal dari tempat di Asia Tenggara atau dataran rendah Benggala. Dengan invasi umat muslim ke Spanyol dan berkembangnya perdagangan rempah - rempah, teknik memasak dan bahan - bahan dari jazirah arab menyebar ke Eropa Utara.

Dari situs bake.co.id, kue kering pertama kali muncul di Eropa, terutama Belanda, Italia dan Perancis pada abad pertengahan. Pada abad 17 dan 18, kue kering semakin berkembang di Eropa. Di Perancis, kue kering populer di kalangan bangsawan dengan jenis biskuit. Di Inggris, biskuit menjadi makanan ringan sehari - hari.

Kue kering mulai menyebar ke negara - negara lain melalui jalur perdagangan dan kolonialisasi. Salah satunya, ketika diperkenalkan ke Indonesia, kue kering dikenal melalui jalur kolonialisasi Belanda. Dan seiring waktu, kue kering berkembang dengan berbagai variasi rasa dan bentuk, sesuai dengan karakter dan kekhasan daerah tersebut.

Cookies di Spanyol dikenal dengan nama “galletas”. Di Inggris dan Australia dikenal dengan nama “biscuits”, di Italia dikenal dengan beberapa nama tergantung bentuk variasinya, diantaranya “amaretti” dan “biscotti”. Cookies atau kue kering atau biskuit merupakan adonan kue yang dimasak dengan menggunakan oven. Menurut sejarawan kuliner Fadly Rahman, kue kering yang disajikan hari raya lebaran diindikasi muncul pada masa kolonial belanda dimana pada abad ke 19 hingga 20 terjadi akulturasi budaya Eropa yang menyerap ke dalam budaya Indonesia, termasuk dalam kuliner.

Sebagian masyarakat Indonesia mulai terpengaruh dari budaya kuliner Belanda pada saat itu dan mengalami perubahan selera. Penyajian kue kering pada hari raya keagamaan juga dapat menunjukkan status sosial seseorang, dimana pada saat itu masyarakat Indonesia menengah ke atas sudah tidak lagi menyajikan makanan / kue tradisional yang terbuat dari tepung beras, tepung ketan dan lain sebagainya. Kue tradisional yang dibuat dari tepung beras dan sebagainya memiliki tekstur yang lengket dan tidak awet sedangkan kue kering memiliki keawetan yang lebih panjang sehingga lebih cocok disajikan dalam hari raya lebaran dan sebagainya.

Akulturasi Budaya